Selasa, 06 Januari 2015

Review 10 # Self Driving


Judul             : SELF DRIVING (Menjadi Driver atau Passanger)

Penulis          : Rhenald Kasali

Penerbit        :  Mizan

Cetakan        : Pertama, September 2014

Tebal            : xiv + 272 Halaman

ISBN             : 978-979-433-851-3

Stars            : 4 of 5


Kasus Ignatius Ryan Tumiwa (48th) yang sempat menggegerkan ranah hukum Indonesia karena  meminta Mahkamah Konstitusi menguji materi Pasal 344 KUHP terhadap UUD 1945. Betapa tidak? Ryan meminta Mahkamah Konstitusi agar melegalkan bunuh diri. Lulusan S2 Jurusan Ilmu Administrasi FISIP UI tersebut mengalami depresi karena telah setahun menganggur.


Mengertikah bahwa ada ratusan ribu Ryan yang butuh perhatian dan kasih sayang? Kemungkinan pendidikan dan gelar terlalu berat bagi mereka. Dunia kampus telah melibatkan diri terlalu jauh dengan melabelkan gelar, ijazah dan nama universitas yang terkesan hebat untuk sesuatu yang mereka tidak mampu “serahkan” kepada pemberi kerja.


Buku yang terdiri dari 13 Bab ini mengupas tentang perbedaan manusia yang  memiliki mental driver atau passanger dalam kehidupannya. Penulis berpendapat bahwa driver adalah sebuah sikap hidup yang membedakan dirinya dari passanger. Anda tinggal memilih, ingin duduk manis menjadi penumpang di belakang, atau mengambil risiko sebagai driver di depan (hal 7).


Driver yang disebutkan dalam buku ini hanyalah sebuah analogi. Dimana maksud dari penulis adalah seseorang yang memiliki mental pemimpin perubahan ke arah lebih baik melalui terobosan-terobosan yang diciptakannya.


Orang tua memiliki tugas pertama dalam mendidik anaknya, memberikan petunjuk mana yang dilarang dan  mana yang dibolehkan. Ironisnya, kebanyakan orang tua menciptakan ketergantungan dengan memberikan kenyamanan kepada mereka (comfort zone). Padahal, salah satu persoalan berat yang dihadapi bangsa ini dalam menghadapi perubahan adalah rendahnya kemampuan kita untuk keluar dari comfort zone (hal 23).


Comfort zone merupakan zona yang mencetak pribadi yang bermental passanger. Dalam buku ini dijelaskan bahwa orang yang bermental penumpang cenderung : kurang kemandirian, dikendalikan oleh kerutinan, mudah mengeluh dan bersungut-sungut, tidak tahu alternatif, mudah frustasi, kurang berhasil dalam karier, menjadi boros (hal 34).


Sebenarnya banyak cara yang dapat dilakukan oleh seseorang yang ingin bertransformasi menjadi seorang driver, yaitu dengan menghadapi resiko. Orang-orang yang berani mengambil resiko biasanya adalah perantau, penemu, penerobos dan pahlawan perang. Sedangkan mereka yang menghindari risiko biasanya adalah mereka yang memperebutkan posisi-posisi internal. Enggan mencoba hal-hal baru dan lebih memilih menghindar daripada berbuat (hal 142).


Penulis dalam bukunya juga berbagi kiat-kiat untuk menjadi pribadi yang kreatif dan inovatif yang merupakan salah dua dari karakter yang bermental driver. Untuk menjadi great driver, diperlukan creative thinking, critical thinking dan  mindset yang tumbuh (hal 189). Ketiga hal tersebut diulas secara mendalam dalam bab tersendiri dengan bahasa yang elegan.


Buku ini menawarkan bagaimana bersikap out  of the box tanpa terkesan menggurui. Dapat dijadikan referensi bagi orang tua, para remaja, dan khususnya para pendidik untuk mengetahui bagaimana cara memberikan stimulus bagi anak didiknya agar dapat berpikir kreatif dan  inovatif layaknya seorang driver yang senantiasa luwes dalam menghadapi zaman yang  selalu berkembang dinamis. Dengan terciptanya mental driver dari generasi penerus bangsa, maka hal tersebut turut mencegah terjadinya kasus Ryan yang sempat depresi karena tidak mampu mengimbangi perubahan zaman. Two thumb up!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thank you for your coming :)