Minggu, 21 Desember 2014

Review 8 # Pudarnya Pesona Cleopatra

Judul             : Pudarnya Pesona Cleopatra
Pengarang     : Habiburahman El Shirazy
Halaman        :  110 hlm
Penerbit        : Republika
Cetakan        : XXII, November 2012
ISBN             : 979360400
Stars            :  4 of 5

Dulu semasa kuliah pernah membaca novel mini ini, dan ketika ada Book Fair melihat buku mungil berserakan di antara buku tebal lainnya, tanpa berpikir panjang langsung membelinya.

Buku ini terdiri dari 2 cerita novel mini yang berjudul “Pudarnya Pesona Cleopatra” dan “Setetes Embun Cinta Niyala”. Gaya khas Kang Abik dalam meracik cerita percintaan islami  dimana ketaatan dan kepasrahan kepada Allah selalu ditonjolkan. Kedua cerita tersebut memberikan pesan mendalam kepada pembaca untuk memaknai hakikat cinta sejati.

Pudarnya Pesona Cleopatra

Alkisah seorang pemuda, dan sampai terakhir membaca ternyata penulis tidak menyebutkan namanya, hanya menggambarkan kata “Aku” dan “Mas”, yang menggilai gadis mesir yang rupawan. Membayangkan bahwa istrinya kelak juga akan secantik artis-artis Mesir yang diibaratkan seperti Cleopatra. Namun, takdir berkata lain, ibunya menjodohkan dengan gadis shalihah yang telah hafal Al Quran bernama Raihana.

Lelaki tersebut awalnya menolak, namun karena desakan ibunya, akhirnya mengiyakan perjodohan tersebut. Ia juga yakin dengan pepatah witing tresno jalaran saka kulino. Enam bulan pernikahan berlalu, cinta itu tak kunjung muncul, justru rasa muak, malas dan pembandingan yang selalu muncul. Raihana cantik, shalihah, dan taat dengan suaminya. Permasalahan justru ada pada suaminya yang tidak bisa move on dari obsesinya memiliki istri secantik Cleopatra.

Suami Raihana mengakui bahwa perilakunya salah, ia mencoba untuk menghalaunya tetapi belum bisa. Setiap bertemu dengan istrinya, justru perasaan tidak nyaman itu muncul. Pada akhirnya Raihana mengetahui bahwa suaminya tidak pernah mencintainya dan mennikahinya hanya terpaksa. Cinta dan baktinya tidak berubah, meskipun wajahnya sering terlihat sembap karena menangis—bukan karena kebencian, suaminya tidak luluh juga.

Karena pertanyaan ibu dan mertuanya tentang anak yang tak kunjung lahir membuatnya (saya bingung menyebut nama suami Raihana :D) risih dan mencoba merubah sikap lebih halus dan perhatian terhadap Raihana. Usaha tersebut membuahkan hasil, Raihana hamil. Semua keluarga menyambutnya gembira, kecuali suaminya. Entah mengapa dalam hal ini, saya membayangkan begitu nestapanya suami Raihana yang melawan dirinya sendiri. Sempat membenci tokoh ini, akan tetapi mungkin saja tokoh ini benar-benar ada di dunia nyata.

Memasuki usia kandungan bulan ke-6, Raihana meminta ijin untuk tinggal dengan orang tuanya karena alasan kesehatan. Suaminya pun mengabulkan. Ada perasaan lega, nyaman, selepas istrinya pergi. Sebelum pergi, istrinya berpesan kepada suaminya untuk menyusulnya saat mendekati kelahiran dengan membawa rekening ATM yang diletakkan di bawah tempat tidurnya.

Beberapa waktu berselang, terjadi percakapak antara suami Raihana dengan temannya di kantor, yang menjadi titik balik cerita. Teman kantornya pernah menikah dengan gadis Mesir. Sewaktu temannya bercerita, suami Raihana merasakan beruntungnya mendapat Raihana, benih cinta itu muncul. Cinta temannya itu juga berlandaskan karena kecantikan gadis Mesir yang menawan, hingga pada akhirnya berakhir dengan perceraian.

Suami Raihana bergegas ke rumah mertuanya untuk menjemputnya (tuh kan saya bingung lagi menyebut kata “nya”, karena gak tau nama suaminya. Atau saya yang kurang teliti membaca?). Ia terlambat. Raihana meninggal 2 minggu yang lalu karena terpeleset.

Antiklimaksnya di ending cerita, meskipun ada alasan bahwa mertuanya telah mengirimkan kabar kepada suaminya, tetapi suaminya sedang diklat. Tetapi untuk urusan sepenting ini, meninggalnya istri sampai suaminya baru mengetahui 2 minggu kemudian. oh No.

Secara pesan, saya menyukainya. Tetapi ada beberapa penceritaan yang membuat saya bingung membedakan cerita ini dibawakan oleh orang pertama atau orang ketiga. Selain itu ada kesalahan ketik di beberapa kalimat. Selebihnya, penulis sukses menggambarkan tentang landasan cinta dalam menikah. Bahwa rupa seharusnya merupakan kriteria nomor sekian setelah agama. Tapi entahlah, kadang kita masih sering memaknai hal berdasarkan artifisialnya. Mungkin termasuk saya.

Setetes Embun Cinta Niyala

Dalam novel mininya yang kedua ini, Kang Abik lebih mengeksplore konflik. Niyala, seorang calon dokter yang memiliki umi angkat dan kakak angkat sedang merasakan lara karena surat dari Ayahnya—Rusli Hasibuan. Rusli meminta anaknya untuk menikah dengan Roger—seorang mualaf dan merupakan kakak tingkat sewaktu SD.

Dalam isi surat tersebut, ayahnya juga menjelaskan bahwa keluarganya memiliki hutang budi dan hutang uang terhadap keluarga Cosmas. Kegelisahan itu semakin hari merenggut keceriaan Niyala. Gadis itu merasa tertekan karena sangat mengetahui karakter dari bakal calon suaminya. Niyala memiliki pengalaman buruk dengan Roger. Lelaki itu pernah berusaha memerkosanya waktu duduk di Sekolah Dasar. Selain itu, Roger telah menodai sahabatnya hingga hamil dan sekarang menjadi pelacur.

Beberapa hari lagi, ayah dan kakak kandungnya datang dari Sidempuan. Kakak angkatnya yang bernama Faiz juga pulang ke Jakarta untuk menghadiri prosesi wisuda Nilaya. Di samping itu, Faiq juga ingin dikenalkan dengan Diyah—anak dari teman uminya.

Singkat cerita, Niyala meminta bantuan Faiq untuk menolak sehalus mungkin perjodohan itu sambil mencari jalan untuk melunasi hutang ayahnya. Faiq diminta untuk mengatakan bahwa Niyala telah memiliki calon sendiri.

Dalam kisah ini, konfliknya klise, perjodohan yang dilandaskan karena orang tuanya memiliki hutang dengan pihak lain. Saya menunggu penyelesaian dari konflik tersebut. Dan ternyata, Kang Abik memang ahlinya dalam meramu tentang perjodohan seperti Anna yang akhirnya berjodoh dengan Azzam setelah beberapa konflik yang dilaluinya.

Sesampai ayah dan kakaknya tiba di rumah, terjadi percakapan kecil antara umi angkat dan ayah kandungnya. Mereka berdua menyerahkan sepenuhnya kepada Niyala, setelah wisuda, ia akan tinggal bersama siapa. Niyala membisu, karena mengetahui niat ayah kandungnya datang adalah menjemputnya. Faiq yang menjadi juru bicara Niyala, sesuai permintaan Niyala, ia mengatakan bahwa Niyala telah memiliki calon yang dicintainya sejak SMP.

Semula Niyala merasakan biasa saja, tetapi lama kelamaan ada keganjilan dari cerita Faiq. Dalam kesempatan tersebut, Faiq melamar dan mengutarakan keinginannya untuk menikahi Niyala. Semua terkejut mendengarkan penyataan Faiq, tak terkecuali Niyala.

Seperti halnya di novel mini yang pertama, dalam cerita ini, ada beberapa bagian yang membuat rancu pembaca tentang pencerita dalam novel tersebut menggunakan orang pertama atau orang ketiga. Selain itu ada typo di halaman 63, terdapat kata yang diketik doble, yaitu “baginya”.

Dalam buku ini, pembaca juga dimanjakan dengan sajak-sajak keren yang dikutip dari beberapa referensi. Okay, happy reading!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thank you for your coming :)