Rabu, 22 Januari 2014

Review 1 # TEST PACK


Judul                 : Test pack
Pengarang          : Ninit Yunita
Penerbit             : Gagas Media
Halaman            : 202
Cetakan             : ke-12, 2012.
Bintang              : 4 of 5

Awalnya, merasa ilfeel baca judulnya, tetapi terobati melihat cover bukunya  yang manarik. Gambar 2 gelas yang (mungkin) berisi wine yang mengilustrasikan tentang pernikahan. Yes, it’s true. MARRIED and COMMITMENT.

Arista Natadiningrat, dipanggil Tata, adalah istri dari Rahmat Natadiningrat yang sudah menikah 7 tahun tetapi belum juga dikarunia seorang anak. Tata yang gemar mengkoleksi test pack untuk tes kehamilannya mendadak berubah manyun jika test pack nya hanya menunjukkan 1 garis saja.

Saya begitu tergoda membaca per lembarnya, pembawaan Ninit Yunita yang mengemas bahasa Sunda, Indonesia, gahul (loe-gue) dan bahasa Inggris yang membuat saya sangat menikmati buku ini. Membuat saya tiba pada ujung pertanyaan, sebenarnya tujuan menikah itu apa? 
“Komitmen adalah sumber kekuatan bukan sesuatu yang justru membuat orang takut untuk menghadapinya”
Penulis juga menyelipkan teori-teori Psikologi, ada juga sedikit kamasutra-nya sih, cuma gak terlalu vulgar. Mendadak menyeringai di satu bab, senyum-senyum sendiri, tapi di satu titik ada rasa gemas saat mengilustrasikan kita yang menjadi tokohnya.

Rumah tangga Rahmad dan Tata goyah setelah Tata mengetahui ternyata suaminyalah yang mandul. Dia memutuskan pergi dari rumah, seakan-akan kata mandul menghapuskan semua kisahnya yang selama 7 tahun telah dirajut bersama suaminya. Klimaks persoalan ini membuat napas saya kembang kempis mengira-ira ending-nya. Waaaa, sulit menjadi Tata, tetapi lebih sulit lagi menjadi Rahmat. 

Sebagian dari kita mungkin ada yang mencintai seseorang karena keadaan sesaat. Karena dia baik, karena dia pintar, even mungkin karena dia kaya. Tidak pernah berpikir apa jadinya, kalau dia mendadak jahat, mendadak tidak sepintar dulu atau mendadak miskin.

Will you still love them, then?
That’s why you need commitment.
Don’t love someone because of what/how/who they are
From now on, start loving someone
Because you want to.

Novel ini mengajarkan saya untuk menahan bertanya hal-hal yang fungsinya samar-samar (antara basa-basi, care atau cenderung menyakitkan bagi beberapa orang). “Sudah hamil belum?”, itu ibarat pertanyaan “Kapan menikah?” “Bagaimana skripsinya?”, akan terasa sangat menjengkelkan bagi sebagian kalangan. Jangankan pertanyaan itu, sekedar mengetahui kucing tetangga yang hamil saja Tata bisa merasa senewen minta ampun. Happy reading Kakang, Neng. Adios.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Thank you for your coming :)