Judul : Ku temukan Engkau di setiap
tahajudku
ISBN :
978-602-7888-52-4
Penerbit : Bunyan (Bentang Pustaka)
Cetakan : Pertama, Edisi kedua 2013
Pengarang : Desi Puspitasari
Halaman : 170 halaman
Bintang : 4 of 5 stars
Agus, pria gondrong yang memiliki hobby
balap motor diam-diam menyukai gadis bernama Airin—gadis yang merupakan teman SMP
nya. Mereka dipertemukan kembali saat Agus membantu seorang ibu yang mengalami
kecopetan. Saat Agus melakukan perkelahian dan terjatuh, tiba-tiba ada seorang
gadis cantik berjilbab yang menendang copet tersebut. Apa ini skenario jodoh ya?
Secara kasat mata memang ada perbedaan yang
mendasar antara Agus dan Airin. Agus terkesan urakan dan ugal-ugalan sedangkan
Airin adalah wanita yang taat agama dan smart.
Akan tetapi jika ditelisik lebih mendalam, Agus sebenarnya adalah sosok yang
baik? Mengapa saya bilang demikian (Secara pribadi)? Ini udah menilai berdasarkan perasaan. Haha. Karena Agus sangat
penyayang terhadap ibunya. Dia hanyalah korban keadaan.
Agus memiliki seorang kakak yang didambakan
menjadi penerus perusahaan keluarga. Namun takdir berkata lain, kakaknya
meninggal karena sakit. Sejak saat itulah, kesedihan mendalam menyelimuti
Bapaknya. Bapaknya tenggelam dengan pekerjaannya dan lebih sering tidak pulang.
Agus yang diharapkan menjadi pengganti kakaknya ternyata membuat keadaan
tersebut menjadi beban dan tekanan. Hasilnya, Agus menjadi pria yang bebas,
sering pulang malam dan penyuka balap motor.
Hal yang menarik yang diceritakan disini
adalah saat Agus pulang larut malam, ia sering mendapati ibunya mengenakan
mukena—sholat tahajud. Berkali-kali Agus menanyakan kepada ibunya, kenapa gemar
sekali sholat tahajud, senyum ibunya selalu mereka, wajahnya bersinar menatap
putranya. Meskipun ibunya menjelaskan mengapa ia menggemari tahajud, namun bagi
Agus, jawaban itu teramat klisei baginya.
Sebelum saya membaca utuh buku ini, saya
mengira bahwa sholat tahajud yang dimaksud dalam cerita ini diperuntukkan untuk
hajat meminta jodoh. Tapi ternyata saya salah besar. Tahajud dilakukan oleh
seorang ibu untuk senantiasa mendoakan anaknya. Oh Really so sweet.
Berjalannya waktu, Agus memberanikan diri
untuk nembak Airin. Setali tiga uang,
ada teman Airin yang juga jatuh cinta dengannya—Dewa. Meskipun secara cerita
sudah ditebak bahwa Airin sebenarnya juga mencintai Agus, akan tetapi penulis
ingin memerpanjang lagi nafas cerita novel ini dengan membelokkan sedikit arah
cerita. Airin tidak menerima Agus maupun Dewa. Ia berprinsip tidak ingin
pacaran dan memercayai bahwa jodoh pasti
bertemu. Iya, seperti judul lagunya Afgan.haha
Feeling lelaki
kadang-kadang benar. Dewa merasa kalau Airin mencintai Agus, sehingga ia kalap mamukul Agus karena merasa dirinya
telah merebut Airin darinya. Kadang kekanak-kanakan
sih kalo sampe kayak gini, tapi adegan ini ada yang nyata lho. Setelah mendengar
penjelasan Agus kalau dirinya juga mendapat penolakan dari Airin, sikap Dewa
mendadak meluruh.
Agus mengalami shock ketika ibunya meninggal. Entah mengapa sikapnya menajdi
berubah. Ada hal yang ia cari tapi gagal menemukan jawabannya. Dia memutuskan untuk
pergi jauh dengan motornya. Di suatu malam ia menemukan sebuah mushola yang
ternyata di sanalah ia menemukan jawaban mengapa dulu sangat menggemari
tahajud.
Sikap Agus kian hari kian berangsur menjadi
pribadi yang lebih baik. Menyelesaikan skripsi, tidak balap liar dan rajin
tahajud. Agus bersedia bekerja di perusahaan bapaknya dengan satu syarat bahwa
ia memulainya dari nol. Saat kehidupannya mulai tertata, Agus kembali mencari
tau mengenai Airin. Kalian bisa nebak kan
endingnya gimana? :D
Novel ini pernah dibikin FTV. Meskipun belum
pernah melihat FTV tersebut, kalo boleh mbayangin nih ya, pemeran dalam FTV
tersebut adalah sebagai berikut :D
Ibu :
Henidar Amroe
Bapak :
Mathias Mucus
Airin :
Ririn Dwi Ariyanti
Agus :
Aldi Bragi
Dewa :
Adiknya Aldi Bragi aja deh yang dulu rumornya
mantan Tika Panggabean (hahaha, gak boleh protes ya, list ini hanya untuk kidding-kiddingan aja)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thank you for your coming :)