Judul : Pudarnya Pesona Cleopatra
Pengarang : Habiburahman El Shirazy
Halaman :
110 hlm
Penerbit : Republika
Cetakan : XXII, November 2012
ISBN : 979360400
Stars :
4 of 5
Dulu
semasa kuliah pernah membaca novel mini ini, dan ketika ada Book Fair melihat
buku mungil berserakan di antara buku tebal lainnya, tanpa berpikir panjang
langsung membelinya.
Buku
ini terdiri dari 2 cerita novel mini yang berjudul “Pudarnya Pesona Cleopatra”
dan “Setetes Embun Cinta Niyala”. Gaya khas Kang Abik dalam meracik cerita
percintaan islami dimana ketaatan dan
kepasrahan kepada Allah selalu ditonjolkan. Kedua cerita tersebut memberikan
pesan mendalam kepada pembaca untuk memaknai hakikat cinta sejati.
Pudarnya Pesona Cleopatra
Alkisah
seorang pemuda, dan sampai terakhir membaca ternyata penulis tidak menyebutkan
namanya, hanya menggambarkan kata “Aku” dan “Mas”, yang menggilai gadis mesir
yang rupawan. Membayangkan bahwa istrinya kelak juga akan secantik artis-artis
Mesir yang diibaratkan seperti Cleopatra. Namun, takdir berkata lain, ibunya
menjodohkan dengan gadis shalihah yang telah hafal Al Quran bernama Raihana.
Lelaki
tersebut awalnya menolak, namun karena desakan ibunya, akhirnya mengiyakan
perjodohan tersebut. Ia juga yakin dengan pepatah witing tresno jalaran saka kulino. Enam bulan pernikahan berlalu,
cinta itu tak kunjung muncul, justru rasa muak, malas dan pembandingan yang
selalu muncul. Raihana cantik, shalihah, dan taat dengan suaminya. Permasalahan
justru ada pada suaminya yang tidak bisa move
on dari obsesinya memiliki istri secantik Cleopatra.
Suami
Raihana mengakui bahwa perilakunya salah, ia mencoba untuk menghalaunya tetapi
belum bisa. Setiap bertemu dengan istrinya, justru perasaan tidak nyaman itu
muncul. Pada akhirnya Raihana mengetahui bahwa suaminya tidak pernah
mencintainya dan mennikahinya hanya terpaksa. Cinta dan baktinya tidak berubah,
meskipun wajahnya sering terlihat sembap karena menangis—bukan karena
kebencian, suaminya tidak luluh juga.
Karena
pertanyaan ibu dan mertuanya tentang anak yang tak kunjung lahir membuatnya
(saya bingung menyebut nama suami Raihana :D) risih dan mencoba merubah sikap
lebih halus dan perhatian terhadap Raihana. Usaha tersebut membuahkan hasil,
Raihana hamil. Semua keluarga menyambutnya gembira, kecuali suaminya. Entah mengapa
dalam hal ini, saya membayangkan begitu nestapanya suami Raihana yang melawan
dirinya sendiri. Sempat membenci tokoh ini, akan tetapi mungkin saja tokoh ini
benar-benar ada di dunia nyata.
Memasuki
usia kandungan bulan ke-6, Raihana meminta ijin untuk tinggal dengan orang
tuanya karena alasan kesehatan. Suaminya pun mengabulkan. Ada perasaan lega,
nyaman, selepas istrinya pergi. Sebelum pergi, istrinya berpesan kepada
suaminya untuk menyusulnya saat mendekati kelahiran dengan membawa rekening ATM
yang diletakkan di bawah tempat tidurnya.
Beberapa
waktu berselang, terjadi percakapak antara suami Raihana dengan temannya di
kantor, yang menjadi titik balik cerita. Teman kantornya pernah menikah dengan
gadis Mesir. Sewaktu temannya bercerita, suami Raihana merasakan beruntungnya
mendapat Raihana, benih cinta itu muncul. Cinta temannya itu juga berlandaskan
karena kecantikan gadis Mesir yang menawan, hingga pada akhirnya berakhir
dengan perceraian.
Suami
Raihana bergegas ke rumah mertuanya untuk menjemputnya (tuh kan saya bingung
lagi menyebut kata “nya”, karena gak tau nama suaminya. Atau saya yang kurang
teliti membaca?). Ia terlambat. Raihana meninggal 2 minggu yang lalu karena
terpeleset.
Antiklimaksnya
di ending cerita, meskipun ada alasan
bahwa mertuanya telah mengirimkan kabar kepada suaminya, tetapi suaminya sedang
diklat. Tetapi untuk urusan sepenting ini, meninggalnya istri sampai suaminya
baru mengetahui 2 minggu kemudian. oh No.
Secara
pesan, saya menyukainya. Tetapi ada beberapa penceritaan yang membuat saya
bingung membedakan cerita ini dibawakan oleh orang pertama atau orang ketiga. Selain
itu ada kesalahan ketik di beberapa kalimat. Selebihnya, penulis sukses
menggambarkan tentang landasan cinta dalam menikah. Bahwa rupa seharusnya
merupakan kriteria nomor sekian setelah agama. Tapi entahlah, kadang kita masih
sering memaknai hal berdasarkan artifisialnya. Mungkin termasuk saya.
Setetes Embun Cinta Niyala
Dalam
novel mininya yang kedua ini, Kang Abik lebih mengeksplore konflik. Niyala,
seorang calon dokter yang memiliki umi angkat dan kakak angkat sedang merasakan
lara karena surat dari Ayahnya—Rusli Hasibuan. Rusli meminta anaknya untuk
menikah dengan Roger—seorang mualaf dan merupakan kakak tingkat sewaktu SD.
Dalam
isi surat tersebut, ayahnya juga menjelaskan bahwa keluarganya memiliki hutang
budi dan hutang uang terhadap keluarga Cosmas. Kegelisahan itu semakin hari
merenggut keceriaan Niyala. Gadis itu merasa tertekan karena sangat mengetahui
karakter dari bakal calon suaminya. Niyala memiliki pengalaman buruk dengan Roger.
Lelaki itu pernah berusaha memerkosanya waktu duduk di Sekolah Dasar. Selain itu,
Roger telah menodai sahabatnya hingga hamil dan sekarang menjadi pelacur.
Beberapa
hari lagi, ayah dan kakak kandungnya datang dari Sidempuan. Kakak angkatnya
yang bernama Faiz juga pulang ke Jakarta untuk menghadiri prosesi wisuda
Nilaya. Di samping itu, Faiq juga ingin dikenalkan dengan Diyah—anak dari teman
uminya.
Singkat
cerita, Niyala meminta bantuan Faiq untuk menolak sehalus mungkin perjodohan
itu sambil mencari jalan untuk melunasi hutang ayahnya. Faiq diminta untuk
mengatakan bahwa Niyala telah memiliki calon sendiri.
Dalam
kisah ini, konfliknya klise, perjodohan yang dilandaskan karena orang tuanya
memiliki hutang dengan pihak lain. Saya menunggu penyelesaian dari konflik
tersebut. Dan ternyata, Kang Abik memang ahlinya dalam meramu tentang
perjodohan seperti Anna yang akhirnya berjodoh dengan Azzam setelah beberapa
konflik yang dilaluinya.
Sesampai
ayah dan kakaknya tiba di rumah, terjadi percakapan kecil antara umi angkat dan
ayah kandungnya. Mereka berdua menyerahkan sepenuhnya kepada Niyala, setelah
wisuda, ia akan tinggal bersama siapa. Niyala membisu, karena mengetahui niat
ayah kandungnya datang adalah menjemputnya. Faiq yang menjadi juru bicara
Niyala, sesuai permintaan Niyala, ia mengatakan bahwa Niyala telah memiliki
calon yang dicintainya sejak SMP.
Semula
Niyala merasakan biasa saja, tetapi lama kelamaan ada keganjilan dari cerita Faiq.
Dalam kesempatan tersebut, Faiq melamar dan mengutarakan keinginannya untuk
menikahi Niyala. Semua terkejut mendengarkan penyataan Faiq, tak terkecuali
Niyala.
Seperti
halnya di novel mini yang pertama, dalam cerita ini, ada beberapa bagian yang
membuat rancu pembaca tentang pencerita dalam novel tersebut menggunakan orang
pertama atau orang ketiga. Selain itu ada typo di halaman 63, terdapat kata yang diketik doble, yaitu “baginya”.
Dalam buku ini, pembaca juga dimanjakan dengan sajak-sajak keren yang dikutip dari beberapa referensi. Okay, happy reading!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thank you for your coming :)