Judul : TAHTA MAHAMERU
Penulis : Azzura Dayana
Penerbit : Republika
Halaman : 380 hlm
Cetakan : pertama, 2012
Bintang : 3 of 5
Novel Tahta
Mahameru merupakan novel peraih penghargaan terbaik kedua “Lomba Novel Republika
2011 yang menceritakan tentang Faras, gadis Ranu Pane yang hobby membaca buku.
Faras bertemu dengan rombongan Raja Ikhsan yang ingin mendaki Mahameru. Dari pertemuan
itu, Faras juga berkenalan dengan Fikri yang berperangai ramah dan sopan.
Ikhsan tidak menunjukkan wajah bersahabat kepada
siapapun termasuk kepada Faras. He is not
friendly. Tidak salah jika dia hampir tidak mempunyai teman kecuali Fikri
yang masih berbaik hati mau mengajaknya
bicara. Sikap dingin dan tidak bersahabat yang ditunjukkan Ikhsan merupakan imbas
dari kepahitan hidup yang dialaminya. Dia memiliki ibu tiri yang menjadi tokoh antagonis
di novel ini. Dari situlah, benih dendam tertanam dalam diri Ikhsan untuk
membalas segala perbuatan ibu tirinya. Sosok Mareta, adik tirinya yang saling
membenci hingga satu sama lain menyebut monster.
Ikhsan juga menggunakan Aulia, saudara tirinya juga sebagai alat untuk
melampiaskan dendamnya.
Faras ingin menemui Ikhsan sesuai email yang
dikirimkannya. Terlihat konyol memang, Faras ingin menemui seseorang hanya
untuk menjelaskan jawaban atas pertanyaan Ikhsan yang dilontarkan padanya. Di borobudur,
Faras tidak menjumpai Ikhsan sebelum akhirnya dia memutuskan pergi ke Makassar sesuai email yang dikirimkan Ikhsan kepadanya. Faras berangkat ke Makassar bersama Mareta. Mereka berdua tidak sengaja bertemu di Borobudur dan sama-sama berniat untuk backpacker ke Makassar.
Lagi-lagi
saya memutuskan membeli ini salah satunya karena design covernya, panorama
gunung dengan ilustrasi orang yang sedang menggendong ransel di punggungnya :p.
Saya menebak kalau penulis gandrung dengan Kahlil Gibran :p. Banyak
kutipan-kutipan terutama saat Faras ngobrol dengan Ikhsan menggunakan kutipan
Kahlil Gibran, dan kutipan ini yang paling saya suka “yang paling dekat dengan hatiku adalah seorang raja yang tidak
memiliki singgasana dan seorang miskin yang tidak tau caranya mengemis”.
Buku
ini termasuk semi religi, Azzura Dayana menyisipkan ayat Al-Qur’an sebagai
penutupnya, penjelasan Al-A’raf. Selain itu, penulis juga menyisipkan Hadist
yang menjadi penawar Ikhsan di tengah dendam kesumatnya terhadap ibu tirinya.
Tidak ada kehilangan yang tidak tergantikan, walaupun gantinya mungkin tidak sepersis yang hilang. Dan tidak ada kesalahan sebesar apapun yang tidak termaafkan. Kalaupun manusianya tidak mau atau enggan memaafkan, Tuhan pasti memaafkan.
Ikhsan
mulai respect kepada Faras. Dia merasa
bahwa gadis itu berbeda dengan gadis lainnya. Panggilan Fa merupakan panggilan spesialnya terhadapnya, karena yang lain
memanggil Faras dengan nama Faras atau sebutan belakangnya “Ras”.
Tempat-tempat yang disebutkan dalam buku ini, Borobudur,
Ranu Pane, Tanjung Bira, Tanah Beru Bulukumba, Makassar : (pulau Kodingareng, Barrang
Lompo, Barrang Caddi, Lae-Lae, Lanjukang, Kayangan), Mahameru dan masih ada
tempat yang lain yang membuktikan bahwa betapa kayanya Indonesia. Saya
penasaran dengan pantai di Tanjung Bira, yang diceritakan di buku ini sebagai
awal pertemuan Ikhsan dengan adiknya Fikri yaitu Andi Aros. Pembuatan perahu
pinisi, adat istiadat Sulawesi. Is there
anything that led me to go Tanjung Bira? Saya sangat mencintai pantai dan ingin juga mencoba
mendaki gunung. Kalau ada invitation
untuk pergi ke salah satunya, jawaban saya hanya iya, iya dan iya :D.
Orang gunung berteriak girang menjejak pantai, anak pantai bergumam kagum mendaki gunung.
Ikhsan,
Mareta dan Faras (ditambah Bapaknya Faras) mendaki Mahameru bersama. Perjalanan
menuju kesana banyak pertanyaan yang menemukan jawabannya. Mareta dan Ikhsan
sudah mulai berdamai dengan kebenciannya masing-masing. Misteri email-email
Ikhsan yang terkirim untuk Faras dan 3 pertanyaan krusial Ikhsan terjawab
sudah.
Sayangnya,
gambar-gambar yang diattach di email
Ikhsan untuk Faras tidak ditampilkan (hanya sebuah tulisan saja). Saya membayangkan
hasil jepretan Ikhsan yang sesungguhnya, indahnya eksotisme yang ada di
sudut-sudut Indonesia. Btw, saya penasaran apakah Ikhsan mencintai Faras (dan
sebaliknya) atau tidak? :p
Safely climb, eh happy
reading everyone.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thank you for your coming :)