Penulis : Rhenald Kasali
Penerbit : Mizan
Cetakan : Pertama, September 2014
Tebal : xiv + 272 Halaman
ISBN : 978-979-433-851-3
Stars : 4 of 5
Kasus Ignatius Ryan Tumiwa
(48th) yang sempat menggegerkan ranah hukum Indonesia karena meminta Mahkamah Konstitusi menguji materi
Pasal 344 KUHP terhadap UUD 1945. Betapa tidak? Ryan meminta Mahkamah
Konstitusi agar melegalkan bunuh diri. Lulusan S2 Jurusan Ilmu Administrasi
FISIP UI tersebut mengalami depresi karena telah setahun menganggur.
Mengertikah bahwa ada
ratusan ribu Ryan yang butuh perhatian dan kasih sayang? Kemungkinan pendidikan
dan gelar terlalu berat bagi mereka. Dunia kampus telah melibatkan diri terlalu
jauh dengan melabelkan gelar, ijazah dan nama universitas yang terkesan hebat
untuk sesuatu yang mereka tidak mampu “serahkan” kepada pemberi kerja.
Buku yang terdiri dari 13
Bab ini mengupas tentang perbedaan manusia yang memiliki mental driver atau passanger
dalam kehidupannya. Penulis berpendapat bahwa driver adalah sebuah sikap hidup yang membedakan dirinya dari passanger. Anda tinggal memilih, ingin
duduk manis menjadi penumpang di belakang, atau mengambil risiko sebagai driver di depan (hal 7).
Driver yang disebutkan dalam buku ini hanyalah sebuah analogi. Dimana
maksud dari penulis adalah seseorang yang memiliki mental pemimpin perubahan ke
arah lebih baik melalui terobosan-terobosan yang diciptakannya.
Orang tua memiliki tugas
pertama dalam mendidik anaknya, memberikan petunjuk mana yang dilarang dan mana yang dibolehkan. Ironisnya, kebanyakan
orang tua menciptakan ketergantungan dengan memberikan kenyamanan kepada mereka
(comfort zone). Padahal, salah satu
persoalan berat yang dihadapi bangsa ini dalam menghadapi perubahan adalah
rendahnya kemampuan kita untuk keluar dari comfort
zone (hal 23).
Comfort zone merupakan zona
yang mencetak pribadi yang bermental
passanger. Dalam buku ini dijelaskan bahwa orang yang bermental penumpang
cenderung : kurang kemandirian, dikendalikan oleh kerutinan, mudah mengeluh dan
bersungut-sungut, tidak tahu alternatif, mudah frustasi, kurang berhasil dalam
karier, menjadi boros (hal 34).
Sebenarnya banyak cara yang
dapat dilakukan oleh seseorang yang ingin bertransformasi menjadi seorang driver, yaitu dengan menghadapi resiko.
Orang-orang yang berani mengambil resiko biasanya adalah perantau, penemu,
penerobos dan pahlawan perang. Sedangkan mereka yang menghindari risiko
biasanya adalah mereka yang memperebutkan posisi-posisi internal. Enggan
mencoba hal-hal baru dan lebih memilih menghindar daripada berbuat (hal 142).
Penulis dalam bukunya juga
berbagi kiat-kiat untuk menjadi pribadi yang kreatif dan inovatif yang
merupakan salah dua dari karakter yang bermental driver. Untuk menjadi great
driver, diperlukan creative thinking,
critical thinking dan mindset yang tumbuh (hal 189). Ketiga hal
tersebut diulas secara mendalam dalam bab tersendiri dengan bahasa yang elegan.
Buku ini menawarkan
bagaimana bersikap out of the box tanpa terkesan menggurui.
Dapat dijadikan referensi bagi orang tua, para remaja, dan khususnya para
pendidik untuk mengetahui bagaimana cara memberikan stimulus bagi anak didiknya
agar dapat berpikir kreatif dan inovatif
layaknya seorang driver yang
senantiasa luwes dalam menghadapi zaman yang selalu berkembang dinamis. Dengan terciptanya
mental driver dari generasi penerus
bangsa, maka hal tersebut turut mencegah terjadinya kasus Ryan yang sempat
depresi karena tidak mampu mengimbangi perubahan zaman. Two thumb up!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thank you for your coming :)